Jumat, 19 Januari 2018

PROSES TERBENTUKNYA BUMI

PROSES TERBENTUKNYA BUMI

Bumi menjadi tempat bernaung para mahkhluk hidup dan berbagai dari beragam jenis tumbuhan serta semua yang bisa anda lihat dengan sendirinya. Sebagai seorang manusia, anda juga harus mengetahui dan memahami bagaimana sebenarnya bumi ini bisa terbentuk? Apakah pada saat pembentukan bumi memerlukan proses? Mungkin pertanyaan semacam itu sudah sangat umum dan menjadi satu pemikiran yang sering anda pikirkan.
Bumi juga menjadi salah satu planet yang sangat banyak penghuninya dibandingkan planet-planet lainnya. Sebenarnya masih banyak lagi pembahasan mengenai bumi, kalau kita membahasnya satu persatu maka tidak akan ada habisnya. Namun pada artikel kali ini saya akan membahas bagaimana proses terbentuknya bumi pertama kali.
Tidak ada suatu bentuk tanpa adanya proses yang terjadi sebelum pembentukan terjadi. Jadi sudah pasti bumi juga memerlukan proses agar mencapai pembentukan yang utuh hingga sampai saat ini.
Bumi memang sudah menjadi tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya, kira-kira sekitar 250 juta tahun yang lalu. Sebagian dari kerak benua di permukaan bumi ini merupakan satu massa daratan atau yang biasa lebih dikenal sebagai Pangea. Lalu Pangea ini pun terpecah menjadi dua benua dan itu terjadi sekitar 200 juta tahun silam, seperti Laurasia yang memang terdiri dari Amerika UtaraEropa dan Benua yang satu lagi Gondwanayang meliputi Amerika Selatan, Afrika, India Dan Australia. Pada akhirnya benua itupun menjadi terpecah dan hancur bertabrakakn dengan bagian lainnya.
Sebelumnya, bumi juga memiliki lapisan-lapisan dan memiliki kekayaan alam yang tersimpan di dalamnya. Tidak hanya itu saja, bahkan bentuk permukaannya juga tidak sama alias berbeda-beda. Misalnya seperti daratan, lautan, perbukitan, danau, lembah dan masih banyak lagi yang bisa ditemui oleh penghuni bumi.
Bumi juga termasuk sebagai planet sistem tata surya di alam semesta dan bumi sebenarnya tidak diam begitu saja seperti saat ini karena bumi juga melakukan rotasi atau perputaran pada porosnya serta bergerak mengelilingi Matahari atau yang disebut Revolusi.
Pergerakkan-pergerakkan bumi semacam itulah yang memang menyebabkan terjadinya antara siang dan malam serta terjadinya pasang surut air laut. Memang berawal dari terbentuknya tata surya kemudian terbentuklah planet bumi, makanya proses dari pembentukkan bumi ini tidak lepas dari terbentuknya tata surya yang bisa kita lihat sendiri.

Pembentukan Bumi

Setelah anda sudah mengetahui sedikit penjelasan saya diatas tadi mengenai pengertian dari bumi tersebut. Maka saya juga sudah menyiapkan ulasan mengenai pembentukkan bumi yang memang banyak macam teorinya. Namun saya disini hanya menjelaskan beberapa teori yang bisa disampaikan. Berikut dibawah ini adalah proses terbentuknya bumi menurut teorinya masing-masing :

Teori Kabut Nebula

Sejak zaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Teori nebula ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
  • Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
  • Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
  • Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

Teori Planetesimal

Teori planetesimal dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Teori planetesimal menyatakan bahwa tata surya berasal dari gumpalan kabut yang berbentuk spiral atau pilin sehingga disebut kabut pilin. Di dalam kabut itu terdapat material-material padat yang disebut planetesimal. Tiap-tiap planetesimal mempunyai orbit bebas sehingga terjadi tabrakan- tabrakan. Dengan adanya gaya gravitasi, terbentuklah gumpalan- gumpalan yang besar dan lebih pampat. Gumpalan terbesar terletak di tengah (pusat) kabut dan menjadi pusat peredaran yang kemudian disebut Matahari. Adapun gumpalan-gumpalan yang lebih kecil menjadi planet-planet yang secara bersama-sama ber- revolusi terhadap Matahari.

Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukurannya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar. Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi melanjutkan perjalanan di jagat raya sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi.
Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan miliar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.
Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi. Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu :
  • Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
  • Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
  • Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Nah, dengan begitu kurang apalagi kita sebagai manusia membuktikan rasa bersyukur kita mengenai ciptaan yang maha kuasa? Dengan adanya artikel ini mungkin bisa menambah rasa bersyukur kita terhadap ciptaannya yang begitu luar biasa dan memiliki kekayaan alam yang bisa kita jumpai disetiap sudut pemukaan bumi ini.
Hasil gambar untuk proses terbentuknya bumi
Hasil gambar untuk proses terbentuknya bumi

Gambar terkait

Terimakasih Semoga Bermanfaat. silahkan kritik dan saran!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Variasi dari OS Linuk

Macam-Macam Varian Sistem Operasi Linux A. Pengertian     Linux adalah nama yang diberikan kepada sistem operasi bertipe Unix.Linux...